Langsung ke konten utama

Featured post

Jathilan dan Corona yang Menghambat Akan Semuanya. (Tribute to FSTVLST)

          Sebelumnya, perkenankan saya untuk berterima kasih kepada FSTVLST atau Festivalist, yang mengadakan tugas ini, yang membuat saya ingat akan memiliki blog yang mana harus diperbaharui isinya untuk saat ini dan seterusnya, dan membangkitkan semangat nulis saya yang sayup-sayup mulai redup. saya ucapkan sekali lagi: Matur Nuwun :)     Sebelum masuk akan hal inti akan kerinduan saya dalam jathilan dan meratapi akan malangnya dunia ini, eh negara ini ding, yang masih bergulat dengan virus yang menghambat akan semuanya, termasuk dalam bersenang-senang dan berjathil ria, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana saya mengenal akan ben (band) dari Kota Jogjakarta ini, yang sedikit banyak membantu saya dalam melewati masa remaja akhir hingga saat ini melalui lagu-lagu yang berdendang di telinga saya hari lepas hari.     FESTIVALIST - atau FSTVLST (dihilangkan huruf vokalnya), band yang saya kenal sejak 2013, 2014 awal, di saat saya dalam mobil teman dengan mendengarkan lagu dari JENNY

Kepahitan? Luka hitam yang membusuk.

Hitam,
Kelam,
Jurang yang curam.
Begitulah saat ku bayangkan akan kepahitan.
Jika hatimu disinggahi kepahitan, maka atak ayal hidupmu akan penuh dengan kebencian, satu akar kepahitan yang Kau tanam dalam hatimu akan, bertumbuh satu batang rasa dengki, dan berbuah benci. Dia akan berbuah sesuai asupan pupuk kemarahan yang Kau tabur. Semakin sering Kau menyiraminya dengan umpatan, semakin gemuk pula batang kedengkian dan berbuah lebatlah kebencianmu.
Begitu hitamnya hatimu jika kebencian yang kau tanam dalam disana kau pelihara dengan senangnya, membuat nuranimu mati, membuat hatimu tak sudi menerima kebaikan yang ada didepan mata.
Yah sudah mati hatimu, sudah mati jiwamu, terlalu busuk, dan danurnya kemana-mana.
Bak jurang yang dalam dan curam.
Sekali kau masuk dalam jurang kepahitan, maka tak akan ada cahaya yang mampu menembusnya, ia akan menutupi semua cahaya yang akan membantumu melihat. Kau buta, buta akan semuanya.
Kepahitan membuatmu mati terlebih dahulu, ia membuatmu mati rasa.
Sukmamu memang masih hidup, jantungmu memang masih berdegup, darahmu masih hilir mudik, dan nafasmu masih berirama seperti musik, tapi sejatinya Sukmamu hanya hidup sebatas dia mampu bergerak, mampu melaksanakan tugasnya, tanpa dia dihidupi jiwa yang ada didalamnya, tanpa memiliki rasa di dalamnya. Jadi tanpa susah-susah untuk melakukan tugasnya, jikalau malaikat penjemput  menghampirimu, ia akan dengan mudah mencabut jiwamu. Karena tak ada yang menahannya untuk tetap tinggal didalam sukmanya, karna dia sudah tidak berguna. Mudah saja, tinggal angkut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jatuh dalam Hidup Bukan Alasan Untuk Runtuh, Tapi Justru lebih Tangguh!

Jatuh memang sakit dikala kaki sedang baru belajar tumbuh. Akan tetapi, kapan kamu akan belajar berjalan jika kau sudah takut akan jatuh, jatuh memang sakit, akan tetapi apa artinya sakit jika kita akan merasa lebih kuat jika nanti berhasil berdiri? Memang sih, jatuh akan menimbulkan luka. Maka dari itu ingatlah luka itu, supaya kamu jangan bodoh untuk membuat luka yang sama. Apa lagi di tempat yang sama, itu bodoh sekali namanya. Luka yang ada memang bisa mengering dan sirna, tapi bekasnya akan ada pada diri kita, apa lagi ingatan kita, kita ini bukan koi yang ingat cuma tiga detik saja, kita adalah manusia yang ingatanya ber-tera-tera, jadi sebisalah kau jangan sampai terjatuh kepada hal yang sama, apa lagi membuat luka di tempat yang sama, kuingatkan, itu bodoh sekali namanya. Bodoh . Jangan jatuh ke dalam hal buruk yang sama pada setiap periode yang tertata, itu tolol namanya. Kuingatkan lagi, itu tolol namanya. Memang sih dalam godaannya, hal buruk itu membutak

Jathilan dan Corona yang Menghambat Akan Semuanya. (Tribute to FSTVLST)

          Sebelumnya, perkenankan saya untuk berterima kasih kepada FSTVLST atau Festivalist, yang mengadakan tugas ini, yang membuat saya ingat akan memiliki blog yang mana harus diperbaharui isinya untuk saat ini dan seterusnya, dan membangkitkan semangat nulis saya yang sayup-sayup mulai redup. saya ucapkan sekali lagi: Matur Nuwun :)     Sebelum masuk akan hal inti akan kerinduan saya dalam jathilan dan meratapi akan malangnya dunia ini, eh negara ini ding, yang masih bergulat dengan virus yang menghambat akan semuanya, termasuk dalam bersenang-senang dan berjathil ria, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana saya mengenal akan ben (band) dari Kota Jogjakarta ini, yang sedikit banyak membantu saya dalam melewati masa remaja akhir hingga saat ini melalui lagu-lagu yang berdendang di telinga saya hari lepas hari.     FESTIVALIST - atau FSTVLST (dihilangkan huruf vokalnya), band yang saya kenal sejak 2013, 2014 awal, di saat saya dalam mobil teman dengan mendengarkan lagu dari JENNY

untuk kalian, calon orang tua generasi milenial

Generasi Milenial, Generasi Micin, Generasi soak, atau apalah sebutannya, kalian yang mendefinisikan, generasi yang kalian anggap sebagai generasi yang tak kuat, tak mampunan, dan tak se-emas generasi kalian, memang sih pada kenyataannya bisa jadi demikian, tapi itu semua tergantung dari pola asuh kalian, pola kalian mendidik anak kalian mau jadi seperti apa. apa yang akan dihadapi oleh mereka adalah suatu hal yang sangat ngeri, bumu yang bisa dibilang akan hancur, persaingan yang ketat, dan tuntutan yang semakin tinggi, itu semua akan dihadapi oleh anak kalian kelak, jika sudah tumbuh dewasa, dan bekerja. untuk kalian, aku harap ajarkanlah anak kalian untuk menekuni apa yang dia suka, apa yang dia inginkan, apa yang dia mau, tentu saja itu semua dalam konteks hal yang baik ya, jangan sampai anak anda ingin jadi perampok malah kalian dukung, ehehehe dukunglah apa yang diinginkan anak anda sebgaimana mestinya, kata kerennya lah passion , kenapa? karna kalau anda tidak menduku