Langsung ke konten utama

Featured post

Jathilan dan Corona yang Menghambat Akan Semuanya. (Tribute to FSTVLST)

          Sebelumnya, perkenankan saya untuk berterima kasih kepada FSTVLST atau Festivalist, yang mengadakan tugas ini, yang membuat saya ingat akan memiliki blog yang mana harus diperbaharui isinya untuk saat ini dan seterusnya, dan membangkitkan semangat nulis saya yang sayup-sayup mulai redup. saya ucapkan sekali lagi: Matur Nuwun :)     Sebelum masuk akan hal inti akan kerinduan saya dalam jathilan dan meratapi akan malangnya dunia ini, eh negara ini ding, yang masih bergulat dengan virus yang menghambat akan semuanya, termasuk dalam bersenang-senang dan berjathil ria, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana saya mengenal akan ben (band) dari Kota Jogjakarta ini, yang sedikit banyak membantu saya dalam melewati masa remaja akhir hingga saat ini melalui lagu-lagu yang berdendang di telinga saya hari lepas hari.     FESTIVALIST - atau FSTVLST (dihilangkan huruf vokalnya), band yang saya kenal sejak 2013, 2014 awal, di saat saya dalam mobil teman dengan mendengarkan lagu dari JENNY

Jathilan dan Corona yang Menghambat Akan Semuanya. (Tribute to FSTVLST)

   



    Sebelumnya, perkenankan saya untuk berterima kasih kepada FSTVLST atau Festivalist, yang mengadakan tugas ini, yang membuat saya ingat akan memiliki blog yang mana harus diperbaharui isinya untuk saat ini dan seterusnya, dan membangkitkan semangat nulis saya yang sayup-sayup mulai redup.

saya ucapkan sekali lagi: Matur Nuwun :)

    Sebelum masuk akan hal inti akan kerinduan saya dalam jathilan dan meratapi akan malangnya dunia ini, eh negara ini ding, yang masih bergulat dengan virus yang menghambat akan semuanya, termasuk dalam bersenang-senang dan berjathil ria, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana saya mengenal akan ben (band) dari Kota Jogjakarta ini, yang sedikit banyak membantu saya dalam melewati masa remaja akhir hingga saat ini melalui lagu-lagu yang berdendang di telinga saya hari lepas hari.

    FESTIVALIST - atau FSTVLST (dihilangkan huruf vokalnya), band yang saya kenal sejak 2013, 2014 awal, di saat saya dalam mobil teman dengan mendengarkan lagu dari JENNY - Mati Muda.

"Cok lagu opo iki? isine muk intro tok?"

       Ucapan di atas adalah respon spontan akan lagu ini, yang mana intronya lama, tapi setelah mendengar lagu dan menelaah isinya, saya jadi makin penasaran dengan band satu ini, band yang dimana saya ndak tau asal-usulnya yang meng-hook saya dengan intro yang panjang, telisik punya telisik saya mendapatinya di youtube, dan mendengarkannya khusuk, tetapi lagu yang berbahasa Inggris saya banyak skip karena ndak tau artinya alias NDAK BISA BAHASA ENGGRES :').

        Lalu saya mulai mendengarkan, lagu-lagu jenny lainnya seperti "Menangisi Akhir Pekan", "120", "Monster Karaoke" dan "Maha Oke", saya dengan bahasa dan wordplay mas Farid dalam menyuarakan akan hal-hal ringan jadi terasa lebih berat, seperti di lagu 120 yang kalau saya tidak salah terka (karena seni itu interpretasi tiap orang bisa beda-beda, apalagi tentang lagu) adalah soal gengsi, kemewaham, flex culture, dan soal hidup apa adanya yang penting gas!, saya mulai menjatuhkan hati dan dukungan terhadap band ini, yang ternyata jenny sudah bubar dan diberganti nama menjadi FSTVLST aliasn Festivalist, yang mana aliran bandnya saya baru tau kalau "Almost Rock Barely Art" atau hampir rock hampir seni, yang mana ini membuat saya jadi bingung campur senang mendalami lagu-lagunya, walau kalau di kalangan umum mungkin FSTVLST masuk ke Alternative, atau Pop Rock.

         Dan syukur Allhamdulilove kalau di 2014, mengeluarkan album baru yaitu Hits Kitch, yang mana masih ramai diperbincangkan dan didendangkan, dalam 6 tahun, album yang membawa lagu-lagu yang menurut saya sangat wangun, serta kritis, banyak topik di dalamnya, lagu yang dari keresahan akan kerusakan lingkungan dalam lagu "Telan" sampai lagu akan menyemangati kita untuk tetap kuat, bertarung, dan terus menjalani hidup, walau hidup ndak baik-baik amat dan kadang brengsek dalam lagu "Menantang Rasi Bintang", mendengarkan lagu demi lagu yang tersajikan dalam tracklist dan yang paling saya suka adalah semua lagunya menggunakan Bahsa Indonesia, membuat saya lebih gampang memahami isi lagu demi lagunya.


        2014 mendengarkan, dan di 2015 saya menghadiri Jathilan untuk pertama kalinya di Solo, di Hotel Diamond yang mana dalam acara Indie Clothing Festival, ini acara rutin diadakan (sebelum pandemi) dan sering membawa band-band lokal termasuk FSTVLST salah satunya, berbekal 25 ribu untuk tiket dan masuk, walau ndak beli baju atau apapun itu,waktu itu sana saya melihat dengan teman saya yang mana sebelumnya keblasuk-blasuk karena ndak tau Solo Raya :"), band-band sebelumnya saya hanya duduk di samping, karena isinya pada mosphit semua, dan saat FSTVLST naik panggung, saya langsung berdiri untuk meihat mas Farid bersama bandnya menampilkan performa primanya walau waktu itu agak serak-serak basah mungkin flu kali ya hehehe, dan saya sempat mengabadikan 1 foto yang teman-teman bisa lihat di atas.

      Lalu mendengarkan lagu demi lagu, rasanya senang dan nikmaaaaaat sekali karena bisa menghadiri jathilan untuk pertama kalinya, walaupun saya, ndak bisa dapat sticker yang dilempar :"), menjadi sebuah kesenangan dan sepanjang perjalanan pulang isinya membicarakan jathlan yang barusan kita hadiri 

"Jebule mas Farid Cilik yo Pawakane?"

        Ucapan diatas adalah pertanyaan singkat akan impresi pertama, karena saya sendiri punya badan yang tergolong besar untuk anak kuliahan semester awal dengan berat badan 90 tinggi 180, lalu sambung menyambung obrolan dari Mas Robby berapa lama menggondrongkan rambutnya, gebukan drum Mas Danish kok iso mantep banget padahal awak e yo cilik, dan lain-lain, hari itu adalh hari yang sangat berkesan buat saya :)

        Tahun berganti tahun, FSTVLST tetap mengudara dan banyak acara, dimana 2019 masuk Soundrenaline dengan membawa lagu GAS untuk pertama kalinya, saya hanya bisa melihat melalui youtube :"), senang rasanya melihat Gigs yang ada band yang saya sukai, antara teringat vibe yang bersasa dan memori akan Gigs yang sudah pernah didatangi membuat rasa senang campur pengin bisa menyaksikan langsung lagi, pengennya bisa ikut jathilan lebih sering, tapi lebih seringnya terhambat oleh tabrakan dengan hari kerja atau di sabtu minggu tapi di luar kota seperti Jogja yang mana saya ndak mampu ke sana karena ndak ada motor :") jadilah sering-seringnya ikut jathilan kalau pas di kota saya tinggal yaitu Semarang, selebihnya saya seringnya stream di youtube atau spotify.

        Dan di tahun yang sama di bulan oktober, saya melihat untuk kedua kalinya saya ada kesempatan ikut jathilan di Semarang, tempat saya tinggal untuk saat ini, acara jathilan diadakan LA, yang bertempat di Stadion Diponegoro senang sekali rasanya, langsung gas beli tiket pre-sale yang ndlalah cuma 10k karena dapet pre-sale hari pertama di sesi pertama juga lewat loket.com, bersama kekasih saya (yang sekarang jadi mantan :' ) berangkat dengan dandan seadanya, masuk ke tempat dan masih ada band-band pembuka, hari itu FSTVLST bebarengan dengan Danilla Riyadi, jadi setali dua mangkok bakso, saya sangat menikmatinya, karena dua band yang saya dan doi suka juga.

        Sampailah di saat berbahagia, FSTVLST naik panggung dan mendendangkan opening yang lejen, langsung berdiri dan merapat ke barisan tengah, karena mau masuk ke crowd ndak enak sama doski yang badannya kecil nanti malah kesampluk-sampluk ndak sedih :") akhirnya hanya sampai di tengah, gondelan barikade lightning acara dan yaaaaaak,saya sangat menikmatinya karena saya bisa singsong bareng bersama orang-orang di crowd, jadi keinget 2015, dan euforianya masih saya ingat sampai saat ini, ditengah performa saya masih ingat betul kalau mas farid ngomong gini:

 "aku meh foto ro bolongane Danilla"
      
        Saya kaget pertama, lalu saat mas Farid mengagkat rol kabel yang ada tulisannya "Danilla" saya baru ngeh kalau bolongan yang dimaksud adalah rol kabel, batinku "Wasuk iso-isone kepikiran" ehehehe dan selebihnya dari itu lagu demi lagu dibawakan, dan saya ikut bernyanyi selayaknya orang puasa yang dapet es teh, alias dengan semangat sentosa melahap lagu demi lagunya :"), lalu selesai acara, pulang berboncengan, kuturunkan di depan rumah, dan aku kembali ke kost-an, lalu tidur dengan senang, sesenang mendapatkan gaji pertama. :)

        Oktober - November - Desember - Januari 2020. Tahun dimana kesuraman mulai terjadi, dimana datangnya virus kejam yang bernama Covid-19 alias corona yang menyerang seluruh penduduk bumi kecuali di antartika dan kutub :"), semua yang berhubungan akan kumpul-kumpul di larang dan diberhentikan, termasuk berkumpul untuk beribadah, kumpul untuk ketemu saudara dan lain-lain pada ndak boleh, termasuk kumpul untuk nonton konser, ini yang paling bikin sedih, karena saya orangnya suka dengan acara kumpul-kumpul, dan merasakan euforia atau suasana dalam sebuah acara, dan sampai saat ini, banyak negara yang masih kudu survive dan melawan corona ini, termasuk negara kita yang saat ini, juni 2021, malah naik lagi kasusnya terkhusus Jawa Tengah, yang membuat saya semakin skeptis untuk akan adanya acara jathilan offline lagi :), dalam hati saya sebenarnya ingin berkata:

"IKI CORONA KAPAN RAMPUNGE COK! PENGEN NONTON KONSER! PENGEN NONTON FSTVLST!, CORONA RAK RAMPUNG-RAMPUNG MARAI SEBAH!!!!"

        Konser dilarang, semua-muanya dilarang, semua serba virtual, semua serba digital :), rasane rak marem kalau melihat konser digital, rasa akan euforianya ndak ada menurut saya, membuat jadi lebih kangen akan bisa ber-jathilan lagi, suara opening atau intro setiap FSTVLS naik panggung yang bikin kangen, suara penonton meneriakkan "MAS FARID I LOVE YOU!!!", suara tepuk tangan serempak dan meneriakkan "ooooo uuu oooo,  ooooo~" dalam lagu "Orang-orang di Kerumunan", bau keirngat penonton, desak-desakan, serta pesan mas Farid "Ayo ojo nyampah, buanglah sampah pada tempatnya, opo paling ra kene uncalke panggung ben gampang leh resiki" itu kerekam banget dalam memori saya,

"AKU KANGEN BANGET PANGGUNG FSTVLST OFFLINE YA GUSTI :')"

        2020 adalah tahun dimana FSTVLST melahirkan karya kedua berupa album "FSTVLST II" atau festivalist dua, dan di tahun ini adalah ulang tahun yang pertama, seperti album sebelumnya, dengan lagu-lagu yang dirajut dalam tracklist yang bernuansa rock, dengan pesan-pesan padat berisi, seperti vegas yang keknya adalah lagu "Mosi Tidak Percaya" tapi versinya FSTVLST.

        GAS! adalah satu lagu yang sangat memorabel bagi saya, 2019 dirilis lagu ini, yang menjadi Single sebelum album dirilis, lagu yang mengajarkan saya untuk tetep berjalan walau kadang endak mashok sama sekali, walau kadang hidup yang dijalan itu keparat bagi saya, dan selalu mengusahakan yang terbaik yang kita bisa, ini lagu mengingatkan saya kudu survive dan mengusahakan yang ter-oke dari saya dan bagi saya sendiri.

        Dalam GAS! ada sepenggal lirik:

 "Bagaimanapun juga, merawat cita-cita, taka akan semudah berkata-kata, rencana berikutnya rajut lagi cerita merapal doa, GAS! Sekencangnya" 

dan ini memang benar-benar terjadi di saya sendiri, memang cita-cita saya dulunya menjadi seorang seniman grafis dan masuk DKV, akan tetapi ekonomi lemah dan hanya mampu masuk D3 TI di UKSW, awal-awal rasanya sedih karena cita-cita menjadi penata grafis itu seperti lenyap seketika, dimana semuanya ini ndak sesuai dengan keinginan saya, ndak sesuai jalur yang saya harapkan, tetapi, saya mencoba legowo dan mengusakahan yang terbaik, dan percayalah pasti ada jalan.

        Ndalalah kok tenan, dengan saya kuliah di D3 walau ndak sesuai dengan keinginan, tapi saya bisa belajar gambar, desain grafis, dan sebagainya melalui teman satu kost yang ternyat DKV semua, cuma saya yang beda sendiri, di situ jadilah saya semakin semangat untuk mengali ilmu dari mereka, dan mengusahakan yang terbaik, dan itu sangat bermanfaat bagi saya, saat ini saya berkerja sebagai teknisi di sekolah swasta di Semarang, tetapi saya punya sampingan sebagai penata grafis secara freelance yang walau ndak rame-rame amat, tapi bisa buat beli es teh :), dan lagu GAS mengingatkan saya kalau seandainya saya jadi anak mama yang dulu ndak mau kuliah kalau ndak DKV, pasti lagu ini ndak akan mendapat tempat khusus di hati saya.

        Ditambah 2019 akhir kakak kandung satu-satunya yang saya punya dipanggil oleh yang kuasa, lagu ini semakin menjadi soundtrack nyata dalam hidup saya, karena waktu itu, saya baru berkerja 1 tahun, dan saya dipaksa untuk jadi tulang punggung yang digondheli bapak-ibuk, karena saya jadi anak satu-satunya. Lagu GAS! jadi lebih saya dengar waktu itu, 2019 akhir sampai 2020 pertengahan, hampir tiap pagi saya dengarkan untuk mengingat walau kadang ndak susai dengan keinginan dan jalurnya, aya kudu GAS! dan ndak boleh kendor!,  bahkan saya abadikan dengan menulisakan di meja kesayangan saya seperti foto di paling awal tadi, sterima kasih FSTVLST akan lagunya yang membuat saya bisa melewati ini semua.

      Dan perayaan akan album ke-dua FSTVLST ini dengan mengadakan tugas nge-blog dan bernyanyi, saya jalani semua (untuk tugas bernyanyinya saya upload di ig: @selepaskerja), karena jujur saya sendiri senang sekali dengan ini band, dan ikut senang dalam perayaan album yang semoga segera jadi top listening di spotify agar album 3 rili seperti guyonnya mas Farid di salah satu wawancara yang pernah saya lihat.

       Sehat-sehat buat semuanya, untuk semua personel, manajemen, dan kru yang tergabung dalam FSTVLST, Tuhan memberkati.

Sepindah malih kula aturaken: Matur Sembah Nuwun FSTVLST :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jatuh dalam Hidup Bukan Alasan Untuk Runtuh, Tapi Justru lebih Tangguh!

Jatuh memang sakit dikala kaki sedang baru belajar tumbuh. Akan tetapi, kapan kamu akan belajar berjalan jika kau sudah takut akan jatuh, jatuh memang sakit, akan tetapi apa artinya sakit jika kita akan merasa lebih kuat jika nanti berhasil berdiri? Memang sih, jatuh akan menimbulkan luka. Maka dari itu ingatlah luka itu, supaya kamu jangan bodoh untuk membuat luka yang sama. Apa lagi di tempat yang sama, itu bodoh sekali namanya. Luka yang ada memang bisa mengering dan sirna, tapi bekasnya akan ada pada diri kita, apa lagi ingatan kita, kita ini bukan koi yang ingat cuma tiga detik saja, kita adalah manusia yang ingatanya ber-tera-tera, jadi sebisalah kau jangan sampai terjatuh kepada hal yang sama, apa lagi membuat luka di tempat yang sama, kuingatkan, itu bodoh sekali namanya. Bodoh . Jangan jatuh ke dalam hal buruk yang sama pada setiap periode yang tertata, itu tolol namanya. Kuingatkan lagi, itu tolol namanya. Memang sih dalam godaannya, hal buruk itu membutak

Untukmu Saudaraku Sebangsa Indonesia, Politik Bukan Agama Kita

Apa kabar saudaraku? Bagaimana kabarmu? Semoga baik-baik saja dan selalu dalam sertaan-Nya. Saudaraku yang baik, apakah akhir-akhir ini kau merasa terganggu oleh karena aku yang mungkin tak sepaham? Apakah kau mengganggapku sebagai pengkhianat? Apakah kau merasa aku bukan saudara sebangsamu lagi? Baiklah saudaraku, mari kita duduk sejenak dan berbicara. Indonesia adalah negara besar saudaraku, jangan kau mengganggap hanya sebesar RT dan RW yang kau tempati, atau sejangkauan media sosial yang kau hinggapi. Indonesia ini luas saudaraku, banyak orang yang ada di bumi Indonesia ini, banyak macam orang, kebudayaan, ras, suku, dan agama yang mungkin berbeda dan mungkin asing bagimu. Jangan kau menjadikan kepercayaanmu terlalu kuat, bahkan terlampau erat, sehingga kau mengajak semua orang untuk sepaham dan senada dengan warnamu. Ini bukan soal aku yang benar dan aku yang salah, tetapi soal bagaimana kau hidup bak orang yang percaya akan adanya kepercayaan, yaitu agama. Ind

Untuk Ibu Ratna Sarumpaet, Sudahlah Istirahatlah, Nikmati usia senjamu.

Halo ibu pejuang kebenaran, saya salut akan adanya pengakuan ibu soal wajah memar yang anda dapati, meski ini adalah suatu kebohongan publik yang tergolong besar, saya salut pada ibu yang mau mengaku kalau itu adalah suatu kebohongan dalam upaya menjatuhkan kubu lawan. semoga ibu dalam keadaan sehat untuk sekarang dan seterusnya, semoga karna kejadian ini, ibu tidak menjadi target pemukulan yang sebenarnya, karna ibu sudah membohongi kami semua, Se-Indonesia, bukan lagi se-RT atau cuman dalam lingkup RW, semoga ibu dalam lingungan Tuhan Yang Maha Oke, karna di luar sana pasti banyak orang yang tidak suka dengan kelakuan ibu, yang pastinya geram, dan akan muram setiap lihat wajah ibu di layar kaca. Untuk Ibu Ratna Sarumpaet , sudahlah bu, ibu itu kan seniman, seni peran lagi, sudah saatnya ibu membimbing para pemula dalam teater untuk berperan dengan baik, bukannya berperan untuk membohongi publik, membimbing kebencian untuk datang, dan menggodok rasa iba bagi yang dipihak and