Langsung ke konten utama

Featured post

Jathilan dan Corona yang Menghambat Akan Semuanya. (Tribute to FSTVLST)

          Sebelumnya, perkenankan saya untuk berterima kasih kepada FSTVLST atau Festivalist, yang mengadakan tugas ini, yang membuat saya ingat akan memiliki blog yang mana harus diperbaharui isinya untuk saat ini dan seterusnya, dan membangkitkan semangat nulis saya yang sayup-sayup mulai redup. saya ucapkan sekali lagi: Matur Nuwun :)     Sebelum masuk akan hal inti akan kerinduan saya dalam jathilan dan meratapi akan malangnya dunia ini, eh negara ini ding, yang masih bergulat dengan virus yang menghambat akan semuanya, termasuk dalam bersenang-senang dan berjathil ria, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana saya mengenal akan ben (band) dari Kota Jogjakarta ini, yang sedikit banyak membantu saya dalam melewati masa remaja akhir hingga saat ini melalui lagu-lagu yang berdendang di telinga saya hari lepas hari.     FESTIVALIST - atau FSTVLST (dihilangkan huruf vokalnya), band yang saya kenal sejak 2013, 2014 awal, di saat saya dalam mobil teman dengan mendengarkan lagu dari JENNY

Untukmu wahai orang tuaku yang selalu setia mendoakanku

Kepada kedua malaikat tanpa sayap, Bapak dan Ibu yang kutinggalkan untuk sementara. Riuh suaraku yang tidak ada lagi jangan kau rindukan karena ini hanya untuk sementara. Selama aku menapak kaki mencari ilmu, sejenak relakan aku untuk pergi karena ini adalah masaku untuk melangkah. Untuk menjadi seseorang yang lebih berarti dan menjadi orang yang seperti kau harapkan nantinya. Kamar kosong yang kini tertata rapi, biarkanlah.

Jangan kau khawatirkan jalan yang panjang yang aku akan tempuh, jalan itu adalah jalan untukku berproses  mendewasakan diri. Lika-liku yang akan kulalui tanjakan yang akan ku naikki dan turunan yang akan ku nikmati. Aku percaya semua itu bisa kulalui. Aku percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan jalan yang tak mampu ku lalui, karena aku tercipta dengan kapasitas yang telah Dia tentukan.

Jalan tidak selalu rata dan langit tidak selalu biru tapi aku percaya aku bisa melalui itu karena nasehatmu untuk aku agar berjalan dengan tidak meninggalkan Tuhan.
Bapak, Ibu... Ku langkahkan kakiku menuju kota yang asing bagiku, kota yang penuh dengan tanda tanya dan ketidakpastian. Doakan aku agar bisa bertahan dari godaan dunia yang "Nikmat hanya sesaat". Aku ingin kembali kepadamu dengan senyuman dan harapan bahwa masa depanku akan secerah senyummu dikala aku dilahirkan.



Maafkan anakmu jikalau nanti tersendu meminta dukunganmu di kala aku terjatuh karena hal yang tak terduga, karena cinta, masalah dengan teman sebaya atau karena suatu hal yang belum terpikirkan. Aku manusia biasa Pak, Bu. Akan ada saatnya aku akan mengalami itu. Akan tetapi akan kucoba kuatkan diri dalam menjalani hari-hari dengan nasihat dan wejanganmu agar sakit yang kuterima tidak sedalam palung laut.

Maafkan anakmu wahai Bapak dan Ibu, jika nanti aku memintamu untuk mengirimkan selembar, dua lembar rupiah dengan nominal yang terbilang, karena saat ini aku masih merengek meminta untuk itu. Sekali lagi maafkan aku, aku tau karena kau harus memeras keringat untuk mendapatkan itu, akan tetapi aku minta dengan begitu saja, dan kau harus merelakannya. Aku berjanji akan kugunakan sebaik mungkin agar keringatmu yang kau curcurkan tidak sia-sia.

Tunggulah aku beberapa saat lagi aku dan kalian akan tersenyum dengan memakai baju hitam bertopi segi lima. Doakan aku lancar dan cepat meraihnya. Terlebih lagi untuk nanti aku mohon doamu untuk sekali lagi karena hidupku yang akan kulanjutkan ke masa yang kata orang adalah kehidupan nyata.
Kepada Bapak dan Ibu, dengan setulus hati, Ananda meminta restu...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jatuh dalam Hidup Bukan Alasan Untuk Runtuh, Tapi Justru lebih Tangguh!

Jatuh memang sakit dikala kaki sedang baru belajar tumbuh. Akan tetapi, kapan kamu akan belajar berjalan jika kau sudah takut akan jatuh, jatuh memang sakit, akan tetapi apa artinya sakit jika kita akan merasa lebih kuat jika nanti berhasil berdiri? Memang sih, jatuh akan menimbulkan luka. Maka dari itu ingatlah luka itu, supaya kamu jangan bodoh untuk membuat luka yang sama. Apa lagi di tempat yang sama, itu bodoh sekali namanya. Luka yang ada memang bisa mengering dan sirna, tapi bekasnya akan ada pada diri kita, apa lagi ingatan kita, kita ini bukan koi yang ingat cuma tiga detik saja, kita adalah manusia yang ingatanya ber-tera-tera, jadi sebisalah kau jangan sampai terjatuh kepada hal yang sama, apa lagi membuat luka di tempat yang sama, kuingatkan, itu bodoh sekali namanya. Bodoh . Jangan jatuh ke dalam hal buruk yang sama pada setiap periode yang tertata, itu tolol namanya. Kuingatkan lagi, itu tolol namanya. Memang sih dalam godaannya, hal buruk itu membutak

Jathilan dan Corona yang Menghambat Akan Semuanya. (Tribute to FSTVLST)

          Sebelumnya, perkenankan saya untuk berterima kasih kepada FSTVLST atau Festivalist, yang mengadakan tugas ini, yang membuat saya ingat akan memiliki blog yang mana harus diperbaharui isinya untuk saat ini dan seterusnya, dan membangkitkan semangat nulis saya yang sayup-sayup mulai redup. saya ucapkan sekali lagi: Matur Nuwun :)     Sebelum masuk akan hal inti akan kerinduan saya dalam jathilan dan meratapi akan malangnya dunia ini, eh negara ini ding, yang masih bergulat dengan virus yang menghambat akan semuanya, termasuk dalam bersenang-senang dan berjathil ria, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana saya mengenal akan ben (band) dari Kota Jogjakarta ini, yang sedikit banyak membantu saya dalam melewati masa remaja akhir hingga saat ini melalui lagu-lagu yang berdendang di telinga saya hari lepas hari.     FESTIVALIST - atau FSTVLST (dihilangkan huruf vokalnya), band yang saya kenal sejak 2013, 2014 awal, di saat saya dalam mobil teman dengan mendengarkan lagu dari JENNY

untuk kalian, calon orang tua generasi milenial

Generasi Milenial, Generasi Micin, Generasi soak, atau apalah sebutannya, kalian yang mendefinisikan, generasi yang kalian anggap sebagai generasi yang tak kuat, tak mampunan, dan tak se-emas generasi kalian, memang sih pada kenyataannya bisa jadi demikian, tapi itu semua tergantung dari pola asuh kalian, pola kalian mendidik anak kalian mau jadi seperti apa. apa yang akan dihadapi oleh mereka adalah suatu hal yang sangat ngeri, bumu yang bisa dibilang akan hancur, persaingan yang ketat, dan tuntutan yang semakin tinggi, itu semua akan dihadapi oleh anak kalian kelak, jika sudah tumbuh dewasa, dan bekerja. untuk kalian, aku harap ajarkanlah anak kalian untuk menekuni apa yang dia suka, apa yang dia inginkan, apa yang dia mau, tentu saja itu semua dalam konteks hal yang baik ya, jangan sampai anak anda ingin jadi perampok malah kalian dukung, ehehehe dukunglah apa yang diinginkan anak anda sebgaimana mestinya, kata kerennya lah passion , kenapa? karna kalau anda tidak menduku